“Lala, apa aku tidak salah mendengar? Apa yang wanita itu katakan tentang nama CEO baru mereka?”
Telinga Helen tentu saja tidak ada masalah, tapi nama CEO baru yang dikatakan Cindy baru saja membuatnya curiga dengan pendengarannya.
Lala juga berekspresi bingung, lalu menjawab tanpa sadar, “Apa yang dia bilang adalah CEO baru bernama Felix Tanadi?”
Hans dan Bob yang di samping saling menatap, lalu mereka saling memahami keterkejutan dan kepanikan di mata satu sama lain.
Namun Hans telah mengalami banyak hal, jadi dia memaksa dirinya untuk tenang, “Ada banyak orang yang sama nama, ini tidak termasuk apa-apa.”
Iya, ada banyak orang yang sama nama di dunia ini, sedangkan nama Felix Tanadi juga tidak spesial, mungkin saja hanya sama nama.
Dengan harapan ini, mereka menatap tirai yang perlahan naik di atas panggung itu.
Dengan sorotan sinar lampu itu, sepasang sepatu kulit pun muncul di bawah tirai yang terangkat, kemudian terlihat celana panjang…
Pada saat ini, Hans hanya merasa hatinya ikut tegang karena tirai yang perlahan terangkat itu.
Dalam hatinya berharap itu pasti sama nama, harus sama nama, perlu sama nama!
Pada saat yang sama, Lala menahan napasnya secara tidak sadar, lalu menunggu wajah CEO baru muncul dengan membelalak mata.
Dia tidak dapat membayangkan bahwa wajah yang muncul di bawah sorotan cahaya itu adalah pria tak berguna yang dianggapnya selama tiga tahun. Bagaimana dia harus menghadapinya.
Tirai itu sudah terbuka sepenuhnya, sedangkan CEO baru cabang Grup Java juga terlihat.
Tampan, ganteng, kekar…banyak gadis melamun karena wajahnya, bukan hanya karena dia tampan, tapi juga karena statusnya adalah CEO baru cabang Grup Java.
Lala langsung terkejut ketika melihat wajah yang familiar itu, lalu tangan kecilnya menutup mulutnya, takut dia akan berteriak karena kaget. Dia tidak menyangka bahwa mantan suaminya akan menjadi CEO baru cabang Grup Java.
“Ini tidak mungkin, ini benar-benar tidak mungkin, bukankah kamu memberitahuku bahwa CEO baru adalah generasi kedua yang kaya dan mengundurkan diri dari perusahaanmu? Mengapa bisa berubah menjadi pria tak berguna itu, ini adalah hal yang tidak mungkin, tidak mungkin!”
Teman seperjuangan, sahabat yang dikatakan Hans ternyata adalah Felix yang dihinanya, jadi dia tidak bisa menerimanya. Tapi, yang lebih tidak bisa diterimanya adalah kelak dia akan menghadapi balasan dendam dari Grup Java!
Dia tahu jelas bagaimana dia meremehkan Felix, juga seberapa besar usahanya untuk mendapatkan Lala. Awalnya dia merasa itu bukan masalah ketika menghadapi pria tak berguna itu. Tapi, sekarang pria tak berguna itu telah berubah menjadi CEO baru, bagaimana dia menghadapinya?!
“Bob, Bob, beritahu Ibu, apakah Ibu salah melihat?”
Helen lekas memegang tangan Bob dengan gemetar dan berharap mendapatkan jawaban yang meyakinkan itu.
Tapi, Bob sudah merasa ingin mati, jadi tidak peduli dengan menjawab pertanyaannya.
CEO baru, mantan kakak iparnya adalah CEO baru cabang Grup Java, memiliki kekayaan triliunan, sedangkan dia juga salah satu orang yang membuat kakak iparnya menjadi mantan kakak ipar.
Pada saat ini, dia benar-benar merasa sedih, juga sangat menyesal, ini adalah kakak ipar yang memiliki kekayaan triliunan.
Di podium, Felix dengan antusias memperkenalkan dirinya kepada semua orang. Pada saat berterima kasih kepada semua orang karena kedatangan mereka, juga menantikan masa depan perusahaan bahkan mengumumkan beberapa rencana investasi di depan umum. Setiap jumlah investasi melebihi miliaran, perilaku seperti ini benar-benar gila dan mengejutkan. Semua orang berdiri sambil bertepuk tangan agar bersorak untuk Grup Java!
Usai sambutan, acara makan malam resmi dimulai.
Felix mengambil gelas bir, lalu berbicara dengan para tamu di setiap meja.
Tapi tidak peduli ke meja mana dia pergi, semua orang di meja itu akan berdiri, dengan senyum antusias.
Helen juga melihat senyuman itu dan dalam hatinya sedang menetes darah!
Jika dia tidak memaksa Felix dan Lala bercerai, maka kebanggaan hari ini juga ada bagiannya dan itu akan jauh lebih bangga daripada kenikmatan tadi malam. Grup Wijaya hanyalah seekor semut di mata Grup Java.
Bersulang pada setiap meja, akhirnya Felix datang ke meja Lala.
Setelah melihat kedatangan Felix, Lala pun berekspresi canggung. Dia telah sering mengomentari Felix tidak berguna secara langsung, tapi sekarang dia telah menjadi CEO baru Grup Java yang membuatnya merasa tertekan.
Jika Felix mengungkit masalah dulu, apakah Lala bisa menerimanya?
Tapi, dia tidak seperti itu, Felix hanya mengangkat gelas bir untuk bersulang dengannya, lalu berkata “Terima kasih CEO Sutandy”.
Panggilan “CEO Sutandy” membuat Lala berhasil menyadari kesenjangan besar antara dia dengan Felix. Mereka bukan lagi suami istri, meskipun kemarin pagi masih suami istri, tapi sekarang hubungan mereka telah putus.
Mulai sekarang, di antara mereka hanya ada CEO Tanadi dan CEO Sutandy, tidak ada pria tak berguna dan Lala.
Setelah menyapa Lala, Felix menyulang kepada John.
“Terima kasih CEO Wijaya menjual Grup Wijaya kepadaku dengan harga enam puluh miliar. Aku sudah mengirim seseorang untuk mengambil ahli Grup Wijaya pada siang hari kemarin dan sudah melakukan semua prosedur, jadi dapat menjamin bahwa hal ini tidak akan ada hubungan dengan CEO Wijaya lagi. Tentu saja, aku masih percaya dengan kemampuan CEO Wijaya, jadi jika CEO Wijaya tidak keberatan, maka aku selalu menyambut CEO Wijaya, menjadi wakil CEO di Grup Wijaya yang baru.”
John sangat marah sehingga wajahnya pucat, bahkan ingin muntah darah.
Dia merasa Felix terlalu keterlaluan, dia mengambil perusahaannya tanpa alasan, sekarang masih mengejeknya, benar-benar bajingan!
Tapi dia tidak berani mengatakan apa-apa, bagaimanapun Felix memegang kasus ilegalnya, jadi dia bisa masuk ke penjara kapan saja.
Pada saat yang sama, Hans berkata dengan takut, “Apa maksudmu…apa maksud ucapanmu tadi? Apa itu enam puluh miliar?”
“Maksudnya?” Felix menatap ke arah Hans, “Apakah dalam hatimu tidak tahu maksud itu? Aku sudah pernah memperingatimu di lusa sore, juga mengatakan akan mengganti pemilik Grup Wijaya dalam waktu 24 jam, tapi kamu mengira aku kemungkinan besar akan mengubah nama, kan?”
“Aku ingat dengan jelas, kamu bertanya padaku di pintu ruang ganti apa aku sudah mengubah nama. Baik, bukankah kamu ingin mengetahui jawabannya? Sekarang aku memberitahumu, aku tidak mengubah nama, aku hanya membantu Grup Wijaya mengganti pemilik!”
Setelah Hans mendengar jawaban Felix, wajahnya langsung menjadi pucat.
Grup Wijaya yang memiliki nilai pasar lebih dari enam ratus miliar, dibeli oleh Felix dengan harga enam puluh miliar, ini kurang dari sepersepuluh!!!
Ketika Hans sedang sakit hati, John yang di samping pun emosi, “Aku masih bertanya-tanya kenapa Tuan Felix menargetkanku, ternyata karena hal yang dilakukan bajingan ini di luar!”
“Baru saja kamu mengatakan bahwa Keluarga Wijaya akan cemerlang di bawah kepemimpinanmu, keluarga kami hancur ditanganmu, benar-benar hancur, kamu benar-benar sampah yang tidak berguna!”
John yang marah menyeret sepatu kulitnya dan menampar ke wajah Hans.
“Bajingan, aku akan memukulmu hingga mati!”
0 comments: